Tutorialpintar, dalam artikel ini kami akan membahas mengenai makhorijul huruf, yang terbagi atas 5 bagian yang berbeda. Makhorijul huruf merujuk pada tempat keluarnya suara dalam pengucapan huruf-huruf dalam bahasa Arab. Pengetahuan mengenai makhorijul huruf ini sangat penting dalam mempelajari dan menguasai tajwid, serta menjaga bacaan kita dari kesalahan pengucapan yang dapat mempengaruhi makna dan keabsahan suatu bacaan.
1. Makhorijul Huruf Thaljiyyah (Dua Lidah)
Makhorijul huruf thaljiyyah atau dua lidah terdiri dari huruf-huruf berikut: ط, ظ, ذ, ث. Tempat keluarnya suara dalam pengucapan huruf-huruf ini adalah diantara pangkal lidah dan bagian bawah tepi atas gigi seri bawah. Ketika mengucapkannya, letakkan pangkal lidah diantara tepi atas gigi seri bawah, lalu hembuskan suara.
Kondisi ini hampir mirip dengan cara berbicara saat terburu-buru atau cemas, sehingga dalam belletristik Arab, penggunaan huruf-huruf ini dapat memberikan efek dramatis atau memberikan kesan yang berbeda pada pembaca atau pendengar.
Misalnya huruf ظ dalam kata “ظلام” (dzulma), suara huruf ini diucapkan dengan menempatkan pangkal lidah diantara tepi atas gigi seri bawah dan menciptakan suara yang kuat dan serak.
Huruf-huruf yang termasuk dalam makhorijul huruf thaljiyyah ini sebaiknya diucapkan dengan hati-hati dan menjaga kekuatan suara agar tidak terjadi penyimpangan dalam pengucapan.
Sebagai contoh, kata-kata yang mengandung huruf-huruf ini adalah ذَهَبَ (dhahaba), ظَهِيرًا (dzahira), dan ثَانِيَةً (tsaaniyah).
2. Makhorijul Huruf Lisan (Lidah)
Makhorijul huruf lisan atau lidah terdiri dari huruf-huruf berikut: ل, ر, ن. Tempat keluarnya suara dalam pengucapan huruf-huruf ini adalah pada ujung lidah dan gusi bagian atas. Ketika mengucapkannya, tempatkan ujung lidah diantara gusi bagian atas dan gigi seri atas, lalu hembuskan suara.
Suara yang dihasilkan terdengar lebih keras dan jelas karena resonansi suara yang dihasilkan oleh kedua rongga kecil yang ada di depan rongga mulut.
Misalnya, suara yang dihasilkan dari pengucapan huruf ل dalam kata “لَوْنَ” (laun) terdengar lebih keras dan jelas jika dibandingkan dengan pengucapan huruf ل dalam kata “كَلِمَةٌ” (kalimahun).
Huruf-huruf yang termasuk dalam makhorijul huruf lisan ini memiliki pengucapan yang khas dan dapat memberikan kesan yang berbeda dalam pembacaan atau pendengaran suatu kata.
Beberapa kata yang mengandung huruf-huruf ini adalah لَوْنَ (laun), رَحْمَةً (rahmatan), dan نَعَمَةً (na’matan).
3. Makhorijul Huruf Halqi (Tenggorokan)
Makhorijul huruf halqi atau tenggorokan terdiri dari huruf-huruf berikut: ه/ة, ح, خ. Tempat keluarnya suara dalam pengucapan huruf-huruf ini adalah pada mulut tengah dan tenggorokan. Ketika mengucapkannya, posisikan belakang tenggorokan seperti membuka rongga pada ruang tengah mulut, lalu hembuskan suara.
Suara yang dihasilkan dari pengucapan huruf-huruf ini bersifat lembut dan terdengar lebih samar dibandingkan dengan suara pada kedua makhorijul huruf sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh penggunaan udara yang lebih sedikit dan hembusan suara yang lebih pelan.
Sebagai contoh, kata “هُوَ” (huwa) memiliki pengucapan huruf ه yang dihasilkan dari penggunaan rongga tengah mulut yang sempit dan suara yang bersifat lembut.
Begitu juga pada huruf خ dalam kata “خَيْرٌ” (khairun), dimana pengucapan huruf ini juga dihasilkan dengan menggunakan rongga tengah mulut yang sempit, serta dihasilkan suara yang bersifat lembut dan samar.
Huruf-huruf yang termasuk dalam makhorijul huruf halqi ini memiliki pengucapan yang sangat otentik dan perlu diperhatikan dengan baik agar tidak menyebabkan kesalahan dalam bacaan suatu kata.
Beberapa kata yang menggunakan huruf-huruf ini adalah هُوَ (huwa), حَلَاْلٌ (halaalun), dan خَانَةٌ (khaanatan).
4. Makhorijul Huruf Sunyi (Bibir atau Jari)
Makhorijul huruf sunyi atau bibir/jari terdiri dari huruf-huruf berikut: ب, م, و, ف. Tempat keluarnya suara dalam pengucapan huruf-huruf ini adalah pada kedua bibir yang menutup dan memblokir jalannya suara.
Ketika mengucapkannya, rapatkan kedua bibir dan hembuskan suara dengan melewatkan aliran udara diantara celah bibir.
Huruf-huruf ini memiliki pengucapan yang mudah dan secara umum lebih kuat dari ketiga makhorijul huruf sebelumnya.
Sebagai contoh, huruf و dalam kata “وَطَنً” (watanan) dihasilkan dari penggunaan kedua bibir yang menutup dan melewatkan suara melalui celah diantara bibir.
Begitu juga dengan huruf ب dalam kata “بَيْتٌ” (baytun), dimana kedua bibir rapat dan melewatkan suara dengan melepaskan udara melalui celah diantara bibir.
Jika kita tidak benar-benar memperhatikan kedua bibir, maka hasil pengucapan huruf-huruf ini akan lebih rumit dan pengucapannya terpengaruh oleh keberadaan huruf atau bunyi lain di dekatnya.
Beberapa kata yang menggunakan huruf-huruf ini adalah بَيْتٌ (baytun), مَدِيْنَةٌ (madiinatan), وَطَنٌ (watanun), dan فَلَسْطِيْنَ (falastiina).
5. Makhorijul Huruf Khisy (Gigi)
Makhorijul huruf khisy atau gigi terdiri dari huruf-huruf berikut: د, ت, ك, ج, ق. Tempat keluarnya suara dalam pengucapan huruf-huruf ini adalah pada daerah diantara pangkal gigi seri atas (gigi depan atas) dan ujung lidah. Ketika mengucapkannya, geserkan lidah ke depan dan tempatkan pangkal lidah diantara pangkal gigi seri atas dan lidah, lalu hembuskan suara.
Tempat keluarnya suara ini berada di daerah yang lebih dekat dengan langit-langit mulut, sehingga suara yang dihasilkan terdengar lebih samar dan lemah dibandingkan suara pada kelima makhorijul huruf sebelumnya.
Misalnya, pengucapan huruf د dalam kata “دَيْنٌ” (dainun) dihasilkan dengan tempat keluarnya suara yang berada diantara pangkal gigi seri atas dan pangkal lidah.
Sama halnya dengan pengucapan huruf ت dalam kata “تُرْبَةٌ” (turbatan), pengucapan huruf ك dalam kata “كِتَابٌ” (kitaban), pengucapan huruf ج dalam kata “جَبَلٌ” (jabalan), serta pengucapan huruf ق dalam kata “قَبْلَ” (qabla).
Huruf-huruf yang termasuk dalam makhorijul huruf khisy ini perlu diperhatikan dengan cermat dan sering berlatih agar pengucapannya menjadi jelas dan tidak terpengaruh oleh suara sekitar.
Beberapa kata yang menggunakan huruf-huruf ini adalah دَيْنٌ (dainun), تُرْبَةٌ (turbatan), كِتَابٌ (kitaban), جَبَلٌ (jabalan), dan قَبْلَ (qabla).