Halo, Tutorialpintar! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang klasifikasi hewan yang menarik, yaitu myriapoda. Myriapoda sendiri merupakan kelompok hewan yang terdiri dari berbagai jenis serangga yang sebagian besar hidup di lingkungan darat. Dalam tatanan taksonomi, myriapoda bisa dibagi menjadi dua subfilum yang berbeda. Mari kita simak penjelasan lebih lanjut mengenai kedua subfilum tersebut.
Subfilum Chilopoda
Subfilum pertama dari myriapoda adalah Chilopoda. Subfilum ini mencakup kelompok serangga yang lebih dikenal dengan sebutan celarik atau sejenis senter. Secara morfologis, serangga dalam subfilum ini memiliki tubuh beruas-ruas yang diselimuti oleh eksoskeleton yang keras. Setiap ruas tubuhnya memiliki sepasang kaki. Jumlah kaki pada setiap individu dapat bervariasi, namun umumnya berjumlah sekitar 30 hingga 354 pasang kaki. Selain itu, Chilopoda juga memiliki sepasang racun yang terletak di klau kaki depannya, yang digunakan untuk melumpuhkan mangsanya.
Celarik dikenal sebagai predator yang cerdas dan gesit dalam berburu. Mereka mampu bergerak dengan cepat dan menggunakan antena yang sensitif untuk merasakan mangsa yang berada di sekitar mereka. Celarik umumnya memakan serangga kecil, seperti ngengat, rayap, dan lipas. Namun, ada juga beberapa spesies celarik yang dapat membunuh hewan yang lebih besar dari ukurannya, seperti tikus. Celarik juga memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, karena mereka berperan sebagai predator alami dalam rantai makanan.
Salah satu spesies celarik yang terkenal adalah centipede raksasa Amazon. Centipede ini merupakan salah satu serangga terbesar di dunia dengan panjang tubuh mencapai 30 cm. Centipede raksasa Amazon memiliki racun yang cukup kuat, namun tidak mematikan bagi manusia dewasa. Hewan ini umumnya hidup di hutan hujan Amazon, di mana mereka memangsa berbagai jenis serangga dan seribu tunggul yang lebih kecil.
Secara ekonomis, celarik juga memiliki manfaat. Mereka membantu mengontrol populasi serangga hama yang dapat merusak tanaman pertanian. Beberapa spesies celarik bahkan digunakan sebagai predator hayati dalam program pengendalian hama secara alami.
Keunikan Subfilum Chilopoda
Subfilum Chilopoda memiliki beberapa keunikan yang membedakannya dari kelompok serangga lainnya. Beberapa keunikan tersebut antara lain:
1. Tubuh beruas dengan eksoskeleton keras: Celarik memiliki tubuh beruas yang dilapisi oleh eksoskeleton yang keras. Hal ini memberikan perlindungan dan kekuatan saat berburu mangsa maupun menghindari predator.
2. Jumlah kaki yang bervariasi: Masing-masing ruas tubuh pada celarik dilengkapi dengan sepasang kaki. Jumlah kaki pada setiap individu dapat bervariasi, mulai dari beberapa pasang hingga ratusan pasang. Rata-rata, celarik memiliki sekitar 30 hingga 354 pasang kaki.
3. Racun pada klau kaki depan: Salah satu ciri khas celarik adalah adanya racun pada klau kaki depannya. Racun ini digunakan untuk melumpuhkan mangsa sebelum dimakan atau sebagai alat pertahanan.
4. Gerakan cepat dan gesit: Celarik termasuk serangga yang gesit dan bergerak dengan cepat. Kekuatan dan kecepatan gerakan mereka memungkinkan mereka mengejar mangsa dengan efektif dan menghindari predator.
Dengan keunikan-keunikan yang dimiliki, subfilum Chilopoda membuktikan bahwa serangga juga bisa menjadi makhluk yang menarik untuk dipelajari dalam dunia ilmiah.
Subfilum Diplopoda
Subfilum kedua dari myriapoda adalah Diplopoda. Subfilum ini mencakup kelompok serangga yang lebih dikenal dengan sebutan kaki seribu. Sama halnya dengan Chilopoda, serangga dalam subfilum Diplopoda juga memiliki tubuh beruas-ruas yang diselimuti oleh eksoskeleton yang keras. Namun, terdapat perbedaan morfologi yang mencolok antara Diplopoda dan Chilopoda. Salah satu perbedaan utamanya adalah jumlah kaki yang dimiliki.
Diplopoda memiliki tubuh yang terdiri dari banyak ruas, biasanya antara 30 hingga 400 ruas tubuh, dan tiap ruas tubuhnya memiliki dua pasang kaki. Oleh karena itu, serangga dalam subfilum Diplopoda dapat memiliki jumlah kaki yang sangat banyak, mencapai ribuan kaki. Namun, jangan khawatir, kaki seribu bukanlah hewan yang berbahaya bagi manusia. Hewan ini cenderung lebih pasif dan biasanya memakan benda-benda organik yang membusuk di hutan atau taman.
Secara umum, kaki seribu hidup di tempat yang lembab, seperti tanah hutan dan tempat-tempat yang tertutup dedaunan. Mereka memainkan peran penting dalam siklus nutrisi alam, karena mereka membantu mendaur ulang bahan organik yang membusuk menjadi nutrisi yang dapat diserap oleh tanaman. Selain itu, beberapa spesies kaki seribu juga dijadikan sebagai hewan peliharaan unik.
Salah satu contoh spesies kaki seribu yang terkenal adalah Spirobolus giganteus, juga dikenal sebagai kaki seribu Afrika. Serangga ini memiliki tubuh yang besar dan panjang dengan pola warna yang menarik. Meskipun ditemukan di Afrika, Spirobolus giganteus juga banyak dipelihara di berbagai penjuru dunia sebagai hewan peliharaan yang unik.
Keberadaan kaki seribu dalam lingkungan juga dapat menjadi indikator kualitas ekosistem. Mereka hidup dalam jumlah yang besar di tempat-tempat yang masih alami dan kurang terganggu oleh aktivitas manusia. Kaki seribu yang banyak menandakan bahwa ekosistem tersebut masih sehat dan memiliki cadangan bahan organik yang cukup untuk didekomposisi.
Keunikan Subfilum Diplopoda
Subfilum Diplopoda memiliki beberapa keunikan yang membedakannya dari kelompok serangga lainnya. Beberapa keunikan tersebut antara lain:
1. Tubuh beruas dengan eksoskeleton keras: Kaki seribu memiliki tubuh beruas yang diselimuti oleh eksoskeleton yang keras. Hal ini memberikan perlindungan dan kekuatan saat bergerak di dalam tanah atau sekitar lingkungan hidupnya.
2. Jumlah ruas dan kaki yang banyak: Tubuh kaki seribu terdiri dari banyak ruas, biasanya antara 30 hingga 400 ruas tubuh. Setiap ruas tubuhnya memiliki dua pasang kaki, sehingga kaki seribu dapat memiliki jumlah kaki yang sangat banyak, mencapai ribuan kaki.
3. Makanan detritus: Kaki seribu biasanya memakan benda-benda organik yang membusuk, seperti dedaunan yang jatuh, kayu yang lapuk, dan bahan organik lainnya yang dapat ditemukan di lapisan tanah hutan atau taman.
4. Indikator kualitas ekosistem: Kehadiran kaki seribu dalam jumlah yang banyak di suatu daerah dapat menjadi indikator kualitas ekosistem. Jika populasi kaki seribu tinggi, maka dapat dikatakan bahwa ekosistem tersebut masih sehat dan memiliki cadangan bahan organik yang cukup.
Melalui keunikan-keunikan tersebut, subfilum Diplopoda memberikan kita pemahaman lebih mendalam tentang betapa kompleksnya kehidupan serangga di alam.
Penutup
Secara keseluruhan, myriapoda dapat dibagi menjadi dua subfilum yang berbeda, yaitu Chilopoda dan Diplopoda. Chilopoda mencakup serangga yang juga dikenal dengan sebutan celarik atau senter. Mereka memiliki tubuh beruas-ruas dengan eksoskeleton yang keras, memiliki racun pada klau kaki depan, dan berperan sebagai predator penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Sementara itu, Diplopoda mencakup serangga yang dikenal sebagai kaki seribu. Mereka memiliki banyak ruas tubuh dengan eksoskeleton yang keras, memiliki banyak kaki, dan berperan sebagai pengurai bahan organik di lingkungan. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang kedua subfilum tersebut, kita dapat mengapresiasi keberagaman dan kompleksitas dunia serangga yang tersembunyi di balik persebarannya di berbagai belahan bumi.