sebut dan jelaskan pembagian narkotika beradasarkan golongannya

Halo Tutorialpintar! Selamat datang di artikel ini yang akan membahas tentang pembagian narkotika berdasarkan golongannya. Narkotika merupakan salah satu jenis zat yang dapat menyebabkan ketergantungan dan berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, pemahaman tentang pembagian narkotika sangat penting sebagai upaya pencegahan penyalahgunaan. Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Golongan 1: Narkotika Yang Sangat Berbahaya

Golongan pertama narkotika adalah narkotika yang sangat berbahaya. Narkotika golongan ini memiliki potensi yang sangat tinggi untuk menyebabkan ketergantungan fisik dan psikis. Beberapa jenis narkotika dalam golongan ini antara lain:

1. Heroin

Heroin adalah narkotika yang banyak ditemukan dalam bentuk serbuk putih. Narkotika ini sangat berbahaya karena dapat dengan cepat menyebabkan ketergantungan. Efek dari penggunaan heroin termasuk perasaan euforia, kantuk berlebihan, mual, dan gangguan pernapasan.

Heroin umumnya disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah, tetapi beberapa orang juga dapat mengonsumsinya dengan cara dihisap atau dihirup. Penggunaan heroin sangat berisiko tinggi karena dapat menyebabkan overdosis yang dapat berujung pada kegagalan pernapasan dan kematian.

Penyalahgunaan heroin harus dihindari karena dapat merusak organ-organ tubuh, merusak kualitas hidup, serta menimbulkan konsekuensi hukum yang serius.

2. Kokain

Kokain adalah narkotika golongan 1 lainnya yang memiliki potensi ketergantungan yang tinggi. Narkotika ini diperoleh dari dedaunan tanaman koka yang tumbuh di Amerika Selatan. Biasanya, kokain ditemui dalam bentuk serbuk putih atau kristal kecil yang sering disebut “bubuk hidung” atau “snow”.

Penggunaan kokain dapat menyebabkan efek euforia yang sangat kuat, peningkatan kebiasaan bicara, peningkatan energi, dan penurunan nafsu makan. Namun, dampak negatif penggunaan kokain juga tidak kalah serius, seperti gangguan irama jantung, kejang, depresi, dan bahkan stroke pada beberapa kasus.

3. Metamfetamin

Metamfetamin, atau yang sering disebut “crystal meth”, adalah narkotika berbahaya lainnya dalam golongan ini. Narkotika ini biasanya berbentuk kristal putih yang mudah terbakar dan memiliki efek stimulasi yang kuat. Penggunaan metamfetamin dapat menyebabkan peningkatan energi yang berlebihan, perasaan euforia yang intens, hilangnya nafsu makan, dan gangguan tidur.

Menyadari risiko dan dampak negatif dari penggunaan narkotika golongan 1 ini, sangat penting bagi kita semua untuk tidak mencoba atau menggunakan narkotika ini dalam kehidupan sehari-hari. Menghindari narkotika golongan 1 adalah langkah awal yang baik dalam menjaga kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik.

Golongan 2: Narkotika Berpotensi Ketergantungan

Golongan kedua narkotika adalah narkotika yang memiliki potensi ketergantungan. Meskipun tidak sekuat narkotika golongan 1, penggunaan dalam jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan fisik maupun psikis. Berikut adalah beberapa jenis narkotika dalam golongan ini:

1. Morfin

Morfin adalah zat terlarang yang biasanya digunakan dalam dunia medis sebagai penghilang rasa sakit yang sangat kuat. Narkotika ini dapat menghasilkan efek euforia, perasaan rileks, dan kehilangan rasa nyeri. Namun, penggunaan morfin yang tidak terkontrol dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan gangguan kesehatan serius.

Hal ini berarti bahwa penghentian penggunaan morfin secara tiba-tiba dapat memicu gejala putus obat yang parah, seperti sakit perut, mual, mata berair, dan kegelisahan. Bagi mereka yang membutuhkan morfin karena alasan medis, penting untuk mengikuti petunjuk dari dokter secara ketat dan tidak mengonsumsinya dengan dosis yang melebihi rekomendasi.

2. Oksikodon

Oksikodon adalah jenis narkotika berpotensi ketergantungan lainnya yang biasa digunakan sebagai penghilang rasa sakit. Narkotika ini bekerja dengan cara mengubah cara otak dan sistem saraf tubuh menerima dan merespons rasa nyeri. Oksikodon dapat menyebabkan efek euforia dan menyebabkan perasaan lepas atau tenang.

Pada beberapa kasus, penggunaan jangka panjang oksikodon dapat menyebabkan ketergantungan fisik yang serius dan gejala putus obat yang parah. Untuk itu, penggunaan oksikodon harus selalu dilakukan di bawah pengawasan medis yang ketat dan sesuai dengan dosis yang diresepkan.

3. Fentanil

Fentanil adalah narkotika sintetis yang sangat kuat dan biasanya digunakan dalam dunia medis sebagai penghilang rasa sakit. Narkotika ini memiliki potensi ketergantungan yang tinggi dan dapat menyebabkan peningkatan kepercayaan diri, perasaan euforia, dan hilangnya nafsu makan.

Penggunaan fentanil yang tidak terkontrol dapat berakibat fatal karena dosis yang kecil saja sudah dapat menyebabkan overdosis yang mengancam nyawa. Oleh karena itu, fentanil hanya boleh digunakan di bawah pengawasan medis yang ketat dan tidak dibolehkan untuk digunakan tanpa resep.

Golongan 3: Narkotika Berpotensi Penyalahgunaan

Golongan ketiga narkotika adalah narkotika yang berpotensi penyalahgunaan, tetapi memiliki tingkat ketergantungan yang lebih rendah dibandingkan dengan golongan sebelumnya. Beberapa jenis narkotika dalam golongan ini meliputi:

1. Barbiturat

Barbiturat adalah jenis narkotika yang digunakan sebagai obat penenang atau penghilang rasa sakit. Narkotika ini bekerja dengan cara menurunkan aktivitas otak dan sistem saraf tubuh. Penggunaan barbiturat dapat menyebabkan efek rileksasi, penurunan kecemasan, dan kantuk berlebihan.

Barbiturat memiliki potensi ketergantungan fisik dan psikis, sehingga penggunaannya harus dilakukan sesuai dengan resep dokter dan tidak boleh digunakan dalam jangka waktu yang lama.

2. Benzodiazepin

Benzodiazepin adalah jenis narkotika yang biasa digunakan sebagai obat penenang dan anti-kecemasan. Narkotika ini bekerja dengan cara menekan aktivitas otak dan sistem saraf tubuh. Penggunaan benzodiazepin dapat menyebabkan efek rileksasi otot, penurunan kecemasan, dan perasaan tenang.

Penggunaan benzodiazepin dalam jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan dan gejala putus obat jika penggunaan tiba-tiba dihentikan. Pemakaian benzodiazepin harus dilakukan sesuai dengan dosis yang diresepkan oleh dokter dan tidak boleh digunakan oleh orang lain.

3. Zolpidem

Zolpidem adalah narkotika yang umum digunakan sebagai obat tidur. Narkotika ini bekerja dengan cara menghambat aktivitas otak sehingga dapat memperpanjang waktu tidur. Penggunaan zolpidem dapat menyebabkan efek mengantuk, kantuk berlebihan, dan kelesuan sepanjang hari.

Walaupun zolpidem digunakan untuk membantu mengatasi gangguan tidur, penggunaannya harus terbatas dan hanya digunakan sesuai dengan resep dokter. Penggunaan zolpidem yang tidak terkontrol dapat menyebabkan ketergantungan dan masalah kesehatan lainnya.

Golongan 4: Narkotika dengan Potensi Penyalahgunaan yang Rendah

Golongan keempat narkotika adalah narkotika dengan potensi penyalahgunaan yang rendah. Meskipun memiliki tingkat ketergantungan yang lebih rendah, penggunaan yang tidak tepat dan berlebihan masih dapat membahayakan. Beberapa jenis narkotika dalam golongan ini antara lain:

1. Gabapentin

Gabapentin adalah narkotika yang biasa digunakan sebagai obat penenang dan pengobatan nyeri neuropatik. Narkotika ini bekerja dengan cara mengurangi aktivitas otak dan menghambat impuls saraf. Penggunaan gabapentin dapat menyebabkan efek penenangan dan penurunan gejala nyeri neuropatik.

Gabapentin umumnya aman digunakan jika sesuai dengan dosis yang direkomendasikan oleh dokter. Namun, penggunaan berlebihan dan tanpa pengawasan medis dapat menyebabkan risiko ketergantungan dan efek samping yang serius.

2. Tramadol

Tramadol adalah jenis narkotika yang digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit. Narkotika ini bekerja dengan cara mengganggu jalur transmisi sinyal nyeri di otak. Penggunaan tramadol dapat menyebabkan efek pereda nyeri dan perasaan rileks.

Meskipun memiliki potensi penyalahgunaan yang rendah, penggunaan tramadol harus didasarkan pada resep dokter dan tidak boleh dikonsumsi dalam dosis yang melebihi anjuran. Penggunaan tramadol yang tidak terkendali dapat menyebabkan ketergantungan dan efek samping yang berbahaya.

3. Codeine

Codeine adalah narkotika yang digunakan dalam pengobatan nyeri sedang hingga parah. Narkotika ini bekerja dengan cara mengurangi aktivitas otak dan sistem saraf tubuh yang terkait dengan rasa nyeri. Penggunaan codeine dapat menyebabkan efek analgesik dan peningkatan rasa kenyamanan.

Codeine biasanya digunakan dalam kombinasi dengan obat lain, seperti paracetamol atau ibuprofen, agar efektivitasnya lebih terjamin. Penggunaan codeine harus selalu sesuai dengan resep dokter dan tidak boleh digunakan dalam dosis yang melebihi anjuran.

Itulah pembagian narkotika berdasarkan golongannya. Mengenali jenis-jenis narkotika berbahaya ini sangat penting sebagai upaya pencegahan penyalahgunaan. Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat meningkatkan kesadaran kita semua tentang bahaya narkotika. Tetaplah menjaga kesehatan dan jauhi segala bentuk penyalahgunaan narkotika!