Salam, Tutorialpintar! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang tiga pembagian hadis yang penting untuk kita ketahui. Sebagai umat Muslim, hadis merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Dalam mempelajarinya, kita perlu memahami tiga pembagian hadis yang akan kita bahas dalam artikel ini. Mari simak penjelasan selengkapnya!
1. Pembagian Hadis Berdasarkan Sanad (Isnad)
Secara umum, hadis ada dua komponen penting yaitu matan (teks) dan sanad (rantai periwayatan). Pembagian hadis berdasarkan sanad ini berkaitan erat dengan validitas hadis itu sendiri. Dalam hal ini, terdapat tiga jenis hadis berdasarkan sanad, yaitu:
a. Hadis Mutawatir
Hadis mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah besar periwayat dalam setiap generasi secara bersambung hingga mencapai kesepakatan yang meyakinkan. Hadis ini disepakati kebenarannya dan memiliki bobot yang sangat kuat dalam mengambil hukum.
b. Hadis Ahad
Hadis ahad adalah hadis yang diriwayatkan oleh beberapa periwayat dalam setiap generasi. Meskipun hadis ini memiliki kedudukan lebih rendah dibandingkan hadis mutawatir, namun tetap memiliki bobot dalam mendukung hukum-hukum Islam.
c. Hadis Syadz
Hadis syadz adalah hadis yang hanya diriwayatkan oleh satu periwayat dalam setiap generasi. Karena karakteristiknya yang lemah, hadis ini tidak bisa dijadikan acuan untuk mengambil hukum.
Demikianlah pembagian hadis berdasarkan sanad yang terdiri dari hadis mutawatir, hadis ahad, dan hadis syadz. Pengetahuan akan penilaian hadis berdasarkan sanad ini penting agar kita dapat membedakan hadis yang sahih dan hadis yang lemah.
2. Pembagian Hadis Berdasarkan Matan
Pembagian hadis berdasarkan matan dilakukan berdasarkan kandungan atau isi dari hadis tersebut. Dalam hal ini, terdapat tiga pembagian hadis berdasarkan matan, yaitu:
a. Hadis Shohih
Hadis shohih adalah hadis yang memiliki derajat kebenaran paling tinggi. Hadis ini memiliki sanad yang sahih dan matan yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an atau hadis-hadis shohih lainnya. Oleh karena itu, hadis shohih dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan hukum.
b. Hadis Hasan
Hadis hasan adalah hadis yang memiliki derajat kebenaran di bawah hadis shohih. Meskipun demikian, hadis hasan tetap dapat dipertimbangkan dalam pengambilan hukum, meskipun tidak sekuat hadis shohih.
c. Hadis Dhoif
Hadis dhoif adalah hadis yang memiliki derajat kebenaran paling rendah. Hadis ini biasanya memiliki kelemahan dalam sanad maupun matan. Oleh karena itu, hadis dhoif tidak bisa dijadikan acuan dalam pengambilan hukum.
Adanya pembagian hadis berdasarkan matan ini akan memudahkan kita dalam menghindari hadis-hadis yang dipertanyakan kebenarannya.
3. Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad
Terakhir, terdapat pembagian hadis berdasarkan kualitas sanad atau para periwayatnya. Dalam hal ini, terdapat tiga pembagian hadis berdasarkan kualitas sanad, yaitu:
a. Hadis Shohih
Hadis shohih dalam pembagian hadis berdasarkan kualitas sanad menunjukkan bahwa sanad hadis tersebut hanya melewati periwayat yang dikenal adil, dapat dipercaya, dan memiliki kejujuran tinggi dalam mentransmisikan hadis.
b. Hadis Hasan
Hadis hasan dalam pembagian hadis berdasarkan kualitas sanad menunjukkan bahwa sanad hadis tersebut melewati periwayat yang cukup dapat dipercaya, namun ada beberapa ketidakpastian atau keraguan terkait dengan periwayat tersebut.
c. Hadis Dhoif
Hadis dhoif dalam pembagian hadis berdasarkan kualitas sanad menunjukkan bahwa sanad hadis tersebut melewati periwayat yang keraguan dan ketidakpastiannya lebih besar daripada periwayat periwayat hadis shohih atau hasan.
Dengan memahami pembagian hadis berdasarkan kualitas sanad ini, kita dapat lebih berhati-hati dalam mengambil hukum dari hadis yang kita temui.
Demikianlah penjelasan lengkap mengenai tiga pembagian hadis, yaitu berdasarkan sanad, matan, dan kualitas sanad. Semoga penjelasan ini dapat memperkaya pengetahuan kita dalam memahami hadis-hadis sebagai sumber hukum Islam. Teruslah belajar dan semoga sukses!