Halo Tutorialpintar, dalam artikel ini kita akan membahas tentang pembagian ragam bahasa menurut situasinya. Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang digunakan oleh suatu kelompok dalam komunikasi sehari-hari. Variasi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah situasi atau konteks penggunaan bahasa.
Ragam Lisan
Ragam lisan adalah ragam bahasa yang digunakan dalam komunikasi lisan atau secara langsung antara penutur bahasa. Ragam lisan dapat terdiri dari ragam informal hingga formal, tergantung pada situasi dan hubungan antara pembicara.
Ragam lisan informal dapat ditemukan dalam percakapan sehari-hari antara teman-teman atau keluarga. Bahasa yang digunakan biasanya santai, tidak terlalu formal, dan mungkin mengandung kosakata slang atau kata-kata tidak baku. Contoh ragam lisan informal adalah bahasa gaul atau bahasa remaja.
Sementara itu, ragam lisan formal digunakan dalam situasi yang lebih resmi seperti pidato, presentasi, atau diskusi ilmiah. Bahasa yang digunakan cenderung lebih baku dan mengikuti aturan tata bahasa yang lebih ketat.
Ragam lisan juga dapat bervariasi tergantung pada konteks sosial atau budaya. Misalnya, pada budaya tertentu, penggunaan bahasa formal dianggap sebagai tanda kesopanan dan hormat, sedangkan dalam budaya lain, penggunaan bahasa informal dianggap lebih akrab dan hangat.
Ragam lisan sangat berguna dalam komunikasi sehari-hari karena memungkinkan penutur bahasa untuk bereaksi dengan cepat terhadap situasi yang terjadi dan menyesuaikan gaya bahasa mereka sesuai dengan konteks komunikasi.
Ragam Tulis
Selain ragam lisan, terdapat juga ragam bahasa tulis yang digunakan dalam komunikasi tertulis. Ragam tulis melibatkan penggunaan bahasa dalam bentuk tulisan seperti surat, email, artikel, atau laporan.
Ragam tulis juga dapat memiliki variasi informal dan formal. Ragam tulis informal dapat ditemukan dalam pesan teks, surat pribadi, atau pos di media sosial. Bahasa yang digunakan dalam ragam tulis ini cenderung lebih santai, tidak terlalu kaku, dan mungkin menggunakan singkatan atau emotikon.
Sementara itu, ragam tulis formal digunakan dalam konteks komunikasi yang lebih resmi seperti laporan akademik, karya tulis ilmiah, atau surat resmi. Bahasa yang digunakan cenderung lebih baku, mengikuti aturan tata bahasa yang ketat, dan bebas dari ungkapan atau kata-kata slang.
Ragam tulis memiliki keuntungan dalam komunikasi karena dapat memberikan kejelasan dan kesempatan untuk mengatur dan memperbaiki kalimat sebelum disampaikan. Komunikasi tulis juga sering digunakan dalam situasi di mana ada jarak geografis antara penutur bahasa yang ingin berkomunikasi.
Ragam Baku
Ragam baku adalah ragam bahasa yang dianggap sebagai bentuk standar atau resmi suatu bahasa. Ragam baku biasanya didasarkan pada tata bahasa dan kosakata yang diakui secara resmi oleh lembaga bahasa atau otoritas bahasa. Ragam baku digunakan dalam konteks resmi seperti pemerintahan, pendidikan, media massa, dan dunia bisnis.
Penggunaan ragam baku sangat penting dalam komunikasi yang membutuhkan keseragaman dan kesamaan pemahaman antara penutur bahasa. Ragam baku memungkinkan orang dari berbagai latar belakang budaya atau sosial dapat saling memahami dan berkomunikasi dengan efektif.
Sebagai contoh, ragam baku dalam bahasa Indonesia adalah bahasa Indonesia yang diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penggunaan ragam baku memastikan keseragaman dalam tulisan resmi, pengajaran bahasa, atau penyiaran di media massa.
Namun, penting untuk diingat bahwa ragam baku juga dapat berubah seiring waktu untuk mencerminkan perkembangan sosial, budaya, dan teknologi.
Ragam Nonbaku
Ragam nonbaku adalah ragam bahasa yang dianggap tidak sesuai dengan aturan atau norma bahasa yang telah diakui secara resmi. Ragam nonbaku dapat merujuk pada penggunaan kosakata slang, ejaan yang tidak sesuai, atau bunyi yang tidak standar dalam suatu bahasa.
Penggunaan ragam nonbaku terutama terlihat dalam percakapan informal antara teman-teman atau dalam konteks populer seperti di media massa atau hiburan. Penggunaan ragam nonbaku dapat memberikan kebebasan dan kreativitas dalam ungkapan diri, tetapi juga dapat memicu polemik atau kontroversi dalam komunikasi.
Sebagai contoh, penggunaan kata-kata slang dalam bahasa Indonesia seperti “kepo,” “galau,” atau “mager” termasuk dalam ragam nonbaku. Meskipun demikian, penggunaan ragam nonbaku dalam konteks yang tepat dapat menjadi unsur keakraban dalam komunikasi tertentu.
Perlu diingat bahwa penggunaan ragam nonbaku harus disesuaikan dengan situasi dan konteks komunikasi. Penggunaan ragam nonbaku yang tidak tepat dalam situasi formal atau resmi dapat dianggap tidak sopan atau kurang profesional.
Ragam Khas Daerah
Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman budaya dan bahasa daerah yang kaya. Setiap daerah di Indonesia memiliki ragam bahasa khas atau dialek yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari.
Ragam khas daerah mencerminkan identitas budaya dan sejarah suatu daerah. Bahasa daerah dapat memiliki perbedaan dalam tata bahasa, kosakata, atau logat pengucapan. Hal ini juga dapat mencerminkan perbedaan sosial dan budaya dalam komunikasi.
Penggunaan ragam khas daerah dapat memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan antara penutur bahasa. Ragam bahasa daerah juga sering digunakan dalam seni dan budaya tradisional seperti musik, tarian, atau sastra.
Namun, perlu diingat bahwa dalam komunikasi yang melibatkan orang dari berbagai daerah atau latar belakang budaya, penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan umum harus diprioritaskan untuk memastikan pemahaman yang lebih luas dan keseragaman komunikasi.
Ragam Bahasa Asing atau Internasional
Ragam bahasa asing atau internasional adalah ragam bahasa yang digunakan dalam komunikasi lintas negara atau lintas budaya. Bahasa seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin, atau bahasa Spanyol termasuk dalam kategori ini.
Penggunaan ragam bahasa asing atau internasional dapat ditemukan dalam situasi perjalanan, bisnis internasional, diplomasi, atau dalam komunikasi antara orang asing yang berbeda bangsa.
Penggunaan ragam bahasa asing atau internasional dapat memiliki keuntungan dalam memfasilitasi komunikasi global dan meningkatkan kesempatan kerjasama dan pertukaran budaya. Penguasaan bahasa asing juga dapat menjadi kelebihan dalam dunia kerja yang semakin terhubung secara global.
Namun, juga penting untuk menjaga keseimbangan antara penggunaan bahasa asing dan bahasa Indonesia agar tetap memperkuat identitas dan kekayaan budaya bangsa Indonesia
Ragam Bahasa Teknis
Ragam bahasa teknis terkait dengan bidang atau industri tertentu yang memiliki terminologi atau kosakata khusus. Setiap bidang atau industri seperti kedokteran, hukum, atau teknologi memiliki ragam bahasa teknis yang digunakan dalam komunikasi profesional mereka.
Ragam bahasa teknis memiliki kekhasan dalam penggunaan kosakata yang spesifik dan aturan tata bahasa yang sesuai dengan bidang tersebut. Penggunaan ragam bahasa teknis penting untuk memastikan pemahaman yang akurat dan konsisten antara para profesional dalam bidang yang sama.
Penggunaan ragam bahasa teknis biasanya terbatas pada komunitas profesional tertentu dan tidak umum digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Penggunaan ragam bahasa teknis juga membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam memahami dan mengaplikasikan kosakata dan konsep yang terkait dengan bidang tersebut.
Ragam Bahasa Gaya
Ragam bahasa gaya adalah ragam bahasa yang digunakan dalam konteks seni atau sastra. Ragam bahasa gaya melibatkan penggunaan gaya bahasa yang kreatif, ekspresif, dan imajinatif untuk menciptakan efek yang mendalam.
Ragam bahasa gaya dapat ditemukan dalam puisi, prosa sastra, atau teks teater. Bahasa yang digunakan dalam ragam ini seringkali kaya dengan metafora, simbol, atau gaya bahasa retoris yang khas.
Ragam bahasa gaya mengedepankan keindahan estetika dan makna yang mendalam dalam komunikasi. Bahasa gaya sering digunakan dalam ekspresi perasaan atau pemikiran yang kompleks dan dalam menggambarkan keindahan alam atau dunia manusia.
Penggunaan ragam bahasa gaya membutuhkan kepekaan terhadap nuansa bahasa dan keterampilan dalam mengolah kata-kata untuk mencapai efek yang diinginkan. Ragam bahasa gaya juga merupakan bagian integral dalam pengembangan kesusastraan dan seni budaya suatu bangsa.
Ragam Bahasa Pidgin dan Kreol
Ragam bahasa pidgin dan kreol adalah ragam bahasa yang terbentuk melalui kontak antara dua kelompok bahasa yang berbeda. Ragam ini terbentuk ketika ada kebutuhan komunikasi antara kelompok-kelompok tersebut yang memiliki bahasa ibu yang berbeda.
Ragam bahasa pidgin dan kreol cenderung sederhana dalam tata bahasa dan kosakata, tetapi memiliki pengaruh dari bahasa ibu kedua kelompok tersebut. Ragam bahasa ini sering digunakan dalam interaksi sosial atau perdagangan antara kelompok berbahasa ibu yang berbeda.
Meskipun ragam bahasa pidgin dan kreol cenderung tidak memiliki status resmi dalam komunitas bahasa tersebut, mereka memiliki nilai sosial dan budaya dalam memfasilitasi komunikasI dan pertukaran budaya antara kelompok-kelompok tersebut.