Halo, Tutorialpintar! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang bagian-bagian dari neuron. Neuron merupakan unit dasar dalam sistem saraf yang bertanggung jawab dalam mengirimkan dan menerima sinyal listrik. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan secara lengkap tentang setiap bagian dari neuron dan fungsinya. Simak penjelasannya di bawah ini!
1. Dendrit
Dendrit merupakan bagian dari neuron yang berfungsi untuk menerima sinyal dari neuron lainnya. Struktur dendrit mirip dengan ranting pohon yang memiliki cabang-cabang kecil. Dendrit mengandung reseptor yang peka terhadap stimulasi dan akan meresponsnya dengan menghasilkan suatu potensial listrik. Potensial ini kemudian akan masuk ke badan sel neuron.
Selain itu, dendrit juga memiliki fungsi penting dalam mengintegrasi sinyal yang diterimanya. Sinyal dari berbagai dendrit yang menghubungkan ke badan sel akan diolah dan diintegrasikan di dalam sel neuron. Setelah itu, sel neuron akan memutuskan apakah sinyal tersebut akan dikirimkan ke sel-sel saraf lainnya atau tidak.
Secara fisik, dendrit memiliki permukaan yang luas dan dilengkapi dengan banyak semacam duri kecil yang disebut spina dendritik. Struktur ini memungkinkan dendrit untuk menerima sinyal dari banyak neuron sekaligus dan mempercepat proses pengumpulan dan pengolahan informasi di dalam sel neuron.
Selain itu, dendrit juga memiliki cabang-cabang yang banyak dan berukuran pendek. Hal ini memungkinkan neuron untuk membentuk banyak koneksi dengan sel neuron lainnya, sehingga memperluas jaringan saraf yang saling terhubung dalam sistem saraf.
Dalam membentuk koneksi dengan neuron lainnya, dendrit memiliki struktur yang fleksibel dan dapat bergerak. Hal ini memungkinkan neuron untuk mengubah koneksi dengan neuron lainnya sesuai dengan kebutuhan dan perubahan lingkungan.
2. Badan Sel
Badan sel, atau sering disebut juga sebagai soma, merupakan bagian dari neuron yang berisi inti sel dan organel-organel yang berperan dalam metabolisme dan fungsi seluler. Badan sel neuron memiliki bentuk yang beragam, tergantung dari jenis neuronnya.
Di dalam badan sel terdapat inti sel yang mengandung materi genetik DNA. Inti sel bertanggung jawab dalam mengatur sintesis protein dan replikasi DNA yang dibutuhkan oleh sel neuron. Selain itu, badan sel juga mengandung berbagai organel seperti mitokondria, endoplasma retikulum kasar, dan ribosom.
Mitokondria merupakan organel yang berfungsi untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP melalui proses respirasi seluler. ATP dibutuhkan oleh sel untuk menjalankan berbagai aktivitas dan fungsi seluler yang penting, termasuk penghantaran sinyal listrik melalui neuron. Endoplasma retikulum kasar berperan dalam sintesis protein dan lipogenesis.
Ribosom, sebagai tempat sintesis protein, terdapat pada badan sel neuron. Protein yang disintesis di ribosom kemudian akan dibawa ke berbagai bagian neuron sesuai dengan fungsinya.
Selain organel-organel tersebut, badan sel juga banyak mengandung struktur yang disebut dengan granula. Granula ini mengandung berbagai molekul seperti neurotransmiter dan protein yang diperlukan untuk fungsi neuron. Molekul-molekul ini kemudian akan dikirimkan ke akson untuk dihantarkan ke akson lain atau sel lain dengan sinapsis.
3. Akson
Akson merupakan bagian dari neuron yang berfungsi untuk menghantarkan sinyal listrik dari badan sel menuju akhir ujung neuron. Akson merupakan bagian terpanjang dari neuron dan terbentuk dari sitoplasma yang membentuk selubung sebagai axon hillock dan axon proper.
Axon hillock berfungsi sebagai “gerbang” yang mengatur frekuensi dan kekuatan sinyal yang akan dikirimkan oleh neuron. Selain itu, axon hillock juga berperan dalam mengintegrasikan sinyal yang diterima dari dendrit dengan sinyal yang dihasilkan oleh badan sel.
Axon proper adalah bagian dari akson yang terluar dan berfungsi sebagai media penghantaran sinyal listrik. Axon proper dilengkapi dengan selubung yang disebut mielin yang berfungsi untuk mempercepat kecepatan penghantaran sinyal listrik. Mielin dihasilkan oleh sel yang disebut dengan sel Schwann pada sistem saraf tepi dan oleh sel oligodendrosit di sistem saraf pusat.
Pada beberapa bagian akson, terdapat juga pembesaran yang disebut dengan nodus Ranvier. Nodus Ranvier berfungsi untuk mempercepat perambatan sinyal listrik dengan memungkinkan sinyal listrik “melompat” dari satu node ke node berikutnya melalui saluran ion.
Akhir ujung akson, yang biasa disebut dengan akhiran sinapsis, berfungsi untuk menghantarkan sinyal listrik ke sel neuron lain atau ke organ/target yang berbeda dalam sistem saraf. Akhiran sinapsis dilengkapi dengan bintil-bintil kecil yang disebut dengan bouton sinapsis, tempat di mana terjadi kontak dengan sel lain saat proses transmisi sinyal listrik.
4. Sinapsis
Sinapsis merupakan struktur dimana neuron berhubungan dan saling berkomunikasi dengan neuron lainnya. Sinapsis terjadi di ujung-ujung akson atau dendrit dan memungkinkan pengiriman sinyal dari satu neuron ke neuron lainnya. Terdapat dua jenis sinapsis, yaitu sinapsis kimia dan sinapsis listrik.
Sinapsis kimia merupakan sinapsis yang paling umum terjadi. Pada sinapsis tipe ini, terdapat celah sempit yang disebut dengan celah sinapsis di antara ujung akson neuron pengirim dan dendrit neuron penerima. Ketika sinyal listrik mencapai ujung akson, neurotransmiter akan dilepaskan ke dalam celah sinapsis dan mengaktifkan reseptor di dendrit. Dengan demikian, sinyal listrik akan diubah menjadi sinyal kimia dan melanjutkan perjalanan menuju neuron penerima.
Sinapsis listrik, dalam hal ini gap junction merupakan saluran listrik yang menghubungkan dua sel saraf dengan mengatur aliran ion sepanjang saluran tersebut untuk menciptakan kontinuitas elektrik. Di sinapsis listrik, arus listrik langsung mengalir dari sel satu ke sel lain tanpa melalui hubungan yang melibatkan neurotransmiter.
Sinapsis sangat penting untuk pengiriman sinyal dan fungsi dari sistem saraf. Dalam sistem saraf pusat, kompleks sinapsis membentuk jaringan saraf yang rumit yang memungkinkan sinyal yang kompleks dan terintegrasi. Dalam sistem saraf tepi, sinapsis yang terjadi antara saraf motorik dan otot menciptakan pengaturan yang presisi dalam gerakan tubuh.
5. Neurotransmiter
Neurotransmiter merupakan senyawa kimia yang berperan sebagai pengirim sinyal di antara neuron. Neurotransmiter akan dilepaskan ke dalam celah sinapsis ketika sinyal listrik mencapai ujung akson neuron pengirim. Setelah dilepaskan, neurotransmiter akan mengikat reseptor di dendrit neuron penerima dan mengubah sinyal listrik menjadi sinyal kimia.
Terdapat berbagai macam jenis neurotransmiter yang memiliki fungsi dan peran yang berbeda dalam pengiriman sinyal di sistem saraf. Contohnya, asetilkolin berperan dalam sistem saraf kolinergik yang terlibat dalam gerakan otot dan fungsi memori. Dopamin berperan dalam sistem saraf dopaminergik yang terlibat dalam pengaturan suasana hati dan pergerakan. Serotonin berperan dalam sistem saraf serotoninergik yang terlibat dalam pengaturan suasana hati, tidur, dan nafsu makan.
Ketidakseimbangan atau disfungsi dalam produksi atau reseptor neurotransmiter dapat menyebabkan gangguan psikologis dan neurologis seperti depresi, gangguan kecemasan, dan penyakit Parkinson. Oleh karena itu, neurokimia dan neurotransmiter menjadi bidang penelitian yang sangat penting dalam neurosains dan pengobatan gangguan saraf.
6. Vesikel Sinaptik
Vesikel sinaptik merupakan struktur yang berfungsi menyimpan dan mengangkut neurotransmiter ke ujung akson, khususnya di akhiran sinapsis. Vesikel ini berbentuk gelembung dan terbentuk di dalam badan sel neuron. Setelah neurotransmiter disintesis di badan sel, vesikel sinaptik akan mengambil neurotransmiter tersebut dan membawanya ke ujung akson untuk disekresikan pada saat diperlukan.
Proses pembebanan, pelompatan, dan pelepasan neurotransmiter dari vesikel sinaptik ini sangat penting dalam pengiriman sinyal di sinapsis. Vesikel sinaptik akan “memuat ulang” neurotransmiter setelah setiap pelepasan. Dalam mekanisme ini, vesikel sinaptik akan mengambil neurotransmiter dari luar sel yang dipompa ke dalam vesikel dan siap untuk dilepaskan kembali dalam sinapsis berikutnya.
Perlu diketahui bahwa vesikel sinaptik juga mengandung berbagai protein yang berperan dalam pengaturan dan pelepasan neurotransmiter. Misalnya, protein SNARE berperan dalam menghubungkan vesikel sinaptik dengan membran sinapsis, sehingga neurotransmiter dapat dibebaskan secara cepat dan spesifik pada saat yang tepat.
7. Mieline Sheath
Mielin sheath merupakan selubung isolasi yang melapisi akson dan berfungsi untuk mempercepat penghantaran sinyal listrik. Mielin sheath tersusun dari lapisan-lapisan lemak yang terbentuk dari sel Schwann pada sistem saraf tepi dan oleh sel oligodendrosit di sistem saraf pusat.
Mielin sheath memiliki serangkaian selubung yang berfungsi mengisolasi akson dari lingkungan sekitarnya dan membantu menjaga kecepatan penghantaran sinyal listrik. Selubung mielin mengandung banyak lipid yang dapat memperkuat isolasi elektrik. Pada bagian-bagian tertentu, terdapat nodus Ranvier yang berfungsi untuk mempercepat penyebaran listrik melalui mielin sheath dengan memungkinkan sinyal listrik melompat dari satu node ke node berikutnya.
Peran mielin sheath dalam penghantaran sinyal sangat penting. Gangguan atau kerusakan pada mielin sheath dapat mengganggu proses penghantaran sinyal yang normal dan mengakibatkan gangguan neurologis, seperti kelemahan otot, gangguan koordinasi motorik, dan hilangnya sensasi.
8. Sel Schwann dan Oligodendrosit
Sel Schwann dan oligodendrosit merupakan sel yang bertanggung jawab dalam pembentukan mielin sheath di neuron. Sel Schwann terdapat pada sistem saraf tepi, sedangkan oligodendrosit terdapat pada sistem saraf pusat.
Sel Schwann berperan dalam pembentukan mielin sheath pada akson di sistem saraf tepi. Setiap sel Schwann akan melilitkan dirinya sendiri sekeliling sepotong akson dan membentuk lapisan-lapisan lemak yang membentuk mielin sheath. Sel Schwann juga membantu dalam proses regenerasi akson jika terjadi kerusakan pada sistem saraf tepi.
Oligodendrosit, di sisi lain, bertanggung jawab dalam pembentukan mielin sheath di sistem saraf pusat. Oligodendrosit dapat membentuk mielin sheath pada beberapa akson sekaligus, membentuk jaringan yang lebih padat dan efisien di sistem saraf pusat. Selain itu, oligodendrosit juga berperan dalam pembentukan lingkungan yang optimal bagi neuron di sistem saraf pusat.
9. Sel Satelit dan Sel Astroglia
Sel satelit dan sel astroglia merupakan sel pendukung yang terdapat pada sistem saraf. Sel satelit terdapat pada sistem saraf tepi, sedangkan sel astroglia terdapat pada sistem saraf pusat.
Sel satelit terdapat di sekitar badan sel neuron di ganglia atau simpul saraf tepi. Sel satelit berfungsi dalam melindungi dan menyediakan nutrisi bagi badan sel neuron di sistem saraf tepi. Selain itu, sel satelit juga berperan dalam pengaturan tekanan osmotik di sekitar badan sel.
Sel astroglia merupakan sel pendukung terbanyak di sistem saraf pusat. Sel ini berperan dalam menjaga keseimbangan ion, metabolisme, dan menyediakan nutrisi bagi neuron di sistem saraf pusat. Sel astroglia juga berperan dalam membersihkan sisa-sisa hasil metabolisme yang dihasilkan oleh neuron.
Demikianlah penjelasan mengenai bagian-bagian dari neuron. Setiap bagian memiliki peran dan fungsi yang penting dalam pengiriman sinyal listrik dan fungsi sistem saraf. Dengan memahami bagian-bagian ini, kita dapat lebih memahami kompleksitas sistem saraf dan peran neuron dalam berbagai fungsi tubuh. Semoga artikel ini bermanfaat!